Serdadu Kumbang

Saat kutanyai tentang mimpinya, tak ada jawaban. Ia memainkan jemarinya sambil menunduk dalam. Kutanyai sekali lagi tapi jawabannya masih sama. Dari sana, dari wajah hitam yang menunduk dalam itu kutemukan banyak aral yang dipikirkannya.
Aku terdiam. Mencoba memahami dunia seperti apa yang sedang dijalaninya. Sekali lagi kutatap wajahnya. Matanya pekat oleh mimpi. Hanya saja, laut seakan tak mengizinkannya untuk keluar dari kehidupan amis pantai.
Oh, ayolah. Matahari senja itu begitu indah. Tak sepantasnya suasana ini menjadi melankolis. Aku mendekat dan berbisik kecil padanya. Perlahan wajah menunduk itu mulai terlihat. Ada senyum disana. Segera setelah itu, ia menarik lenganku, berlari.  Membawaku menaiki sampan miliknya yang tertambat. Kami naik ke atasnya dan mulai mengayuh. Senja menjingga di hadapan kami. Ia tentu tahu kata apa itu.

Tulisan ini terinspirasi dari lagu Serdadu Kumbang - Ipang.
Diikutkan dalam tantangan #FiksiLaguku untuk @KampusFiksi
@wazifa19 (edisi coba-coba)


Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Pengagum sosok Ayah, Ibu dan Ilalang. Masih belajar untuk menjadi setangguh ilalang. Manusia yang berharap Tuhan memeluk mimpi-mimpinya.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan jejak dengan memberikan komentar...