Perihal Melepas Keberangkatan Gadis Kecil yang Dulu Bersama Kami


Wagon-wagon kereta api melambai kepada kami yang berdiri di peron perpisahan

Seperti ada yang tertinggal usai peluit panjang dibunyikan
Disana berbaris, jejak hati-hati kami yang nanar
Mengurai sepi yang sedari tadi tak kunjung henti

Petang kemarin, waktu menyisipkan ingatannya kepada kami
perihal gadis kecil yang begitu kami kenali
Kini kami menyaksikannya mendewasa bersama waktu
Ia dan keberanian telah bersepakat untuk menjatuhkan pilihan membangun keluarga kecil bersama seorang lelaki shalih pilihannya.

Petang kemarin pula, lelaki dengan janggut dan rambut yang telah banyak memutih itu menatap jauh ke lepas langit
Seperti ditatapnya serdadu-serdadu malaikat yang turun kala itu menyaksikan perpindahan sebuah tanggungjawab
Dari pundak lelahnya, ke pundak seorang lelaki yang telah dipilih gadis kecilnya itu. (Aamiin)

###

Senja di ladang jagung usai acara | Jumat Mubarok | Gerung, 06/09/19

Itu kali kedua, saya harus rela dan ikhlas melepas kepergian seorang saudari untuk menjalani kehidupan barunya. Menjadi adik terkecil, ternyata begitu menyesakkan, Saudara! Kau menjadi makhluk kecil terakhir yang berkali-kali merasakan kehilangan dalam jalinan saudara perempuan to'.

Hal yang Saya sadari ketika petang kemarin dan waktu setelahnya adalah, Saya berada di situasi mental yang lebih tenang dari pengalaman pertama ditinggal saudari pertama Saya. Saya menulis ini dengan perasaan yang tak keruan ternyata.

Ada banyak hal yang selanjutnya saya tak tahu harus disikapi dengan cara bagaimana. Kini, Bapak, Ibu, pasti akan merasa cukup hening berada di rumah sendiri (meski Ubay setiap minggu bermain ke sini). Sebab anak-anaknya telah pergi ke kehidupan yang baru. Memang akan ada saatnya, semua menjadi tua dan akan mengalami masa-masa sepi. Ditinggal anak untuk menjalani kehidupan mereka yang baru. Sunnatullah...

Bukankah Bapak dan Ibu telah menyelesaikan tugasnya? Bukankah telah rampung tugas orangtua sampai Ia mengantarkan anaknya kepada anak tangga pernikahan? Benar sekali. Hingga kini pun Bapak dan Ibu masih punya satu tanggungjawab lagi. Iya, putri kecilnya yang terakhir belum tiba di tahap itu. Ia masih bersemedi untuk belajar mendewasakan diri.

###

Saya seringkali terbawa suasana ketika seseorang telah sampai pada titik seperti ini, kepala saya berkeliar menjelajahi lini-lini kehidupan dengan triliunan nikmat Allah SWT. yang melingkupi mereka yang sedang berbahagia. Saya, dipastikan lebih banyak menangis dan menjadi seorang pemurung, tampaknya.

Kepada Bapak dan Ibu,
Saya ingin mengingati waktu-waktu yang lalu ketika kami masih bisa dipangku dan dibuai. Ada perasaan haru yang terlalu ketika waktunya tiba untuk saling berpisah.
Seperti saat ini. Saya tak tahu sesepi apa rumah kami esok setelah Saya kembali ke pondok dan Ubay pulang bersama Najma, Abi dan Uminya. Saya bahkan tak berani bertanya kepada Bapak dan Ibu mengenai kesepian macam apa yang mereka rasakan saat ini dan mungkin waktu-waktu ke depan. Mereka pun tampaknya tak tahu akan menjajal kata-kata apa untuk mendeskripsikan kesepian mereka kepada saya.

Kepada Kami, yang Bersuka Sekaligus Berduka...
Mungkin perlu waktu bagi kami untuk perlahan menata hati, mengikhlaskan tiap-tiap takdir Allah yang terjadi. Dukacita sekaligus sukacita di satu waktu itu, bukan hanya karena meninggalnya tetangga kami (Pak Seneng) yang dimandikan oleh Bapak kemarin pagi (Beliau orang yang begitu baik. Semoga beliau dilapangkan kuburnya oleh Allah SWT.), tetapi juga karena kepergian seorang gadis kecil yang dahulu selalu bersama kami dan kini mulai mengarungi kehidupan dunia yang fana ini bersama imamnya, Insyaallah hingga akhir hayatnya nanti. Aamiin.

Tidak ada yang lebih tabah daripada waktu.
Dituangkannya air mata pada seberkas sendu
Diluangkannya tawa pada secangkir madu
Tak ada yang lebih tabah daripada waktu
Disimpannya keping-keping kenangan untuk kemudian dibuka di ruang-ruang rindu

Teriring salam dan doa bagi Via dan Kak Ardi atas pernikahannya. Mulai saat ini, lepaslah satu temali tanggungjawab yang dibebankan di pundak Bapak. Semoga berkah mengiringi kalian berdua.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Pengagum sosok Ayah, Ibu dan Ilalang. Masih belajar untuk menjadi setangguh ilalang. Manusia yang berharap Tuhan memeluk mimpi-mimpinya.

2 komentar:

  1. Qodarullah manusia akan kembali pada kesendiriannya masing-masing.. Semoga semua proses membawa keberkahan bagi kita semua... Dan bisa dipersatukan jua di surgaNya kelak... Amiiiiiiiiinnnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin...
      Semoga Allah beri keikhlasan dan ketenangan juga tambahan kebahagian bagi Bapak dan Ibu.

      Hapus

Silakan tinggalkan jejak dengan memberikan komentar...